Bandung, kota yang selalu dikenal dengan kreativitas dan seni, dilanda kesedihan pada Senin malam ketika kabar kepergian budayawan dan pentolan grup musik legendaris Bimbo, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau Acil Bimbo, menyebar luas. Berita ini tersebar cepat melalui pesan singkat dan grup WhatsApp keluarga seniman. Pada pukul 22.22 WIB di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, sang maestro menghembuskan napas terakhir. Suasana Cigadung, Bandung, ramai dengan kedatangan keluarga, sahabat, musisi, dan masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir. Acil Bimbo direncanakan dimakamkan di kawasan Cipageran, Cimahi keesokan harinya.
Putri Acil, Sofia Yulinar, mengonfirmasi kabar duka ini, menyebutkan sang ayah wafat di RSHS Bandung dan akan dibawa ke rumah duka di kawasan Cigadung. Cucu tercinta Acil, Adhisty Zara, juga turut membagikan kesedihan melalui Instagram. Zara mencatat kenangan bersama sang kakek dan menampilkan video album foto khusus untuknya. Kesedihan ini tidak hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga oleh bangsa yang terpukau dengan karya Bimbo.
Acil Bimbo lahir di Bandung pada 20 Agustus 1943, anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayahnya seorang jurnalis yang mempengaruhi minat Acil pada seni dan literasi. Meskipun berpendidikan hukum, hasrat seni dalam dirinya tetap menyala. Bersama kakak dan adiknya, serta penyanyi Iin Parlina, Acil mendirikan grup musik legendaris Bimbo pada 1966. Bimbo dikenal dengan lagu-lagu religius, cinta, sosial, dan kritik zaman. Lagu-lagu seperti “Sajadah Panjang”, “Melati dari Jayagiri”, dan “Tuhan” menjadi ikon dari karya-karya Bimbo.
Di samping kiprahnya dalam dunia musik, Acil dikenal sebagai budayawan Sunda yang berpendapat tentang pentingnya tradisi tulis dalam meningkatkan keberlanjutan budaya Sunda. Ia juga menyoroti perubahan sosial dan kerusakan lingkungan, dengan harapan agar masyarakat lebih peduli terhadap warisan alam. Kehidupan keluarganya yang penuh kasih, khususnya dengan cucunya, mencerminkan sisi lain dari sosok Acil.
Berbagai nilai, pesan moral, dan jejak hidup yang ditinggalkan Acil Bimbo akan terus dikenang. Warisan musik, budaya, dan nilai kehidupan yang ia tinggalkan menjadi inspirasi bagi generasi muda. Meskipun Indonesia kehilangan seorang seniman, namun jejaknya akan terus hidup melalui karya-karya yang ia ciptakan. Acil Bimbo mungkin telah pergi, namun warisan dan karyanya akan terus abadi.