Teknologi dan SDM: Tantangan Utama Industri Pertahanan

by -27 Views

Industri pertahanan Indonesia memiliki fondasi kuat untuk menjadi kekuatan regional, meskipun masih dihadapkan pada tantangan, terutama dalam penguasaan teknologi kunci, integrasi riset, dan pengelolaan sumber daya manusia. Menurut Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), BUMN pertahanan seperti PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia, PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad), dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah memperlihatkan kapasitas produksinya. Indonesia telah menerapkan skema offset transfer teknologi dan joint production dalam beberapa proyek, seperti pembuatan kapal selam di PT PAL.

Fahmi mencatat bahwa sektor perkapalan Indonesia relatif aman dengan fasilitas milik PT PAL dan galangan kapal swasta lainnya. Namun, pembelian alutsista dari luar negeri juga memiliki peran penting untuk menjaga hubungan baik. Sektor drone menjadi salah satu kebutuhan pertahanan yang potensial, tetapi belum optimal karena keterbatasan teknologi kunci yang masih harus diakses dari luar.

Dalam kondisi kekuatan udara, peremajaan alutsista sangat diperlukan mengingat sebagian besar pesawat tempur Indonesia sudah tua. Pembentukan holding BUMN pertahanan, Defend ID, merupakan langkah positif untuk menguatkan industri, asalkan didukung oleh roadmap yang jelas, ekosistem riset lintas sektor, dan pendanaan memadai. Pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas juga menjadi sorotan, termasuk pemanfaatan diaspora Indonesia yang ahli di bidang teknologi pertahanan. Kolaborasi dan tidak saling bersaing dalam pelaksanaan program diharapkan dapat memajukan industri pertahanan Indonesia.

Source link