Kekhawatiran orangtua di Batam semakin meningkat seiring dengan maraknya pemberitaan mengenai kasus cacingan yang menyerang anak-anak di beberapa daerah. Akibatnya, sejumlah apotek di Batam mengalami kekosongan stok obat cacing, setelah warga panik dan berlomba-lomba mencari obat tersebut. Novi, 26, seorang warga Nongsa, merasa kecewa setelah berkunjung ke belasan apotek di kota Batam namun tidak berhasil menemukan obat cacing yang dibutuhkan. Dia mengungkapkan bahwa pemberian obat cacing rutin setiap enam bulan sekali sudah menjadi kebiasaan untuk anaknya, namun kesulitan menemukan obat belakangan ini. Hal serupa juga dialami oleh Baskoro, 45, warga Batam lainnya, yang harus berkeliling ke beberapa apotek namun tidak berhasil menemukan obat cacing yang dicari untuk anaknya.
Dalam situasi panic buying yang terjadi di kota Batam, warga merespon informasi yang tersebar di media sosial dan pemberitaan mengenai kasus balita terjangkit cacingan. Seorang karyawan apotek di kawasan Nongsa mengonfirmasi bahwa obat cacing menjadi salah satu barang yang paling dicari dalam beberapa hari terakhir. Obat cacing dengan merek tertentu sekarang harus diminum dua kali dalam rentang waktu dua minggu, berbeda dengan sebelumnya yang cukup diminum sekali dalam enam bulan. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian kapan pasokan obat cacing di Batam akan kembali normal. Warga sangat mengharapkan distribusi obat segera lancar untuk mencegah penyakit yang umum menyerang anak-anak.
