Berhati-hatilah Terhadap Potensi Kecurangan Jika Gibran Menjadi Cawapres Prabowo

by -141 Views
Berhati-hatilah Terhadap Potensi Kecurangan Jika Gibran Menjadi Cawapres Prabowo

OLEH: ASYARI USMAN*

Para pakar hukum berpendapat putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, tidak mungkin bisa ikut pemilihan presiden. Sebab, putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka jalan bagi Gibran harus dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dibahas dan diputuskan apakah diterima atau ditolak.

Namun, Prabowo tampaknya akan mengumumkan Gibran sebagai calon wakil presidennya. Tak peduli apakah putusan Mahkamah Konstitusi itu akan dibahas oleh DPR atau tidak, ditolak atau tidak.

Mengapa Prabowo nekad mau mengumumkan Gibran sebagai calon wakil presiden? Dan, jika benar, mengapa Jokowi juga nekad mendorong Gibran maju bersama Prabowo?

Pertama, Prabowo dan para pendukungnya yakin bahwa dia akan menang dalam pemilihan presiden 2024 bersama Gibran. Karena mereka percaya bahwa Jokowi pasti akan berupaya maksimal untuk Gibran.

Ini ada benarnya. Misalnya, banyak partai politik dapat digiring oleh Jokowi untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Kedua, Jokowi percaya bahwa Prabowo akan melindungi dia dan keluarganya setelah turun dari jabatan presiden.

Jokowi khawatir akan upaya penuntutan hukum terhadap dirinya dan keluarganya. Banyak yang melihat kemungkinan besar Jokowi dan keluarganya terlibat masalah hukum.

Ketiga, Jokowi tidak dapat menitipkan keinginannya kepada Ganjar Pranowo. Karena Ganjar dipastikan akan berada di bawah kendali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), terutama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Keempat, Partai Golkar telah resmi mencalonkan Gibran untuk mendampingi Prabowo. Tentu Jokowi merasa tidak mungkin menentang keinginan Partai Golkar tersebut. Karena jika Jokowi dan Gibran mengundurkan diri dari skenario Partai Golkar itu, maka suasana di koalisi akan menjadi rumit.

Jadi, Prabowo hampir pasti akan mengumumkan Gibran sebagai calon wakil presiden. Meskipun banyak pakar hukum dan politisi yang memberikan peringatan mengenai risiko Gibran sebagai calon wakil presiden terpilih, Prabowo tidak mempedulikannya. Yang penting adalah menang dalam pemilihan presiden.

Nah, apakah mungkin Prabowo-Gibran menang? Ini adalah cerita lain lagi. Ada beberapa faktor. Pertama, masyarakat Indonesia meragukan jika Gibran harus menjadi presiden jika Prabowo tidak dapat memegang jabatan presiden. Potensi ini sangat besar. Usia dan kondisi kesehatan Prabowo tidak memastikan.

Karena itu, Prabowo-Gibran tidak mudah untuk menang. Tidak seperti keyakinan Prabowo dan pendukungnya bahwa Gibran adalah faktor penting untuk meraih kemenangan.

Tapi, Presiden Jokowi dengan kekuasaan dan pengaruhnya bisa saja menjadikan Prabowo-Gibran sebagai pemenang dalam pemilihan presiden. Jokowi memiliki semua alat yang diperlukan untuk itu.

Untuk menghadapi kemungkinan ini, yang paling penting adalah mewaspadai penipuan suara. Manipulasi quick count harus selalu menjadi kecurigaan. Rakyat tidak boleh lengah.

Antusiasme dan dukungan publik terhadap Anies Baswedan yang saat ini dianggap sebagai kemenangan, dapat dengan mudah diubah oleh tangan-tangan kekuasaan. Skema kotor dalam pemilihan presiden 2019 masih segar dalam ingatan kita.

Oleh karena itu, jika Gibran menjadi pasangan Prabowo, harus diwaspadai adanya kecurangan.

(Penulis adalah jurnalis senior Freedom News)

Sumber: Gelora