Anies Berkeinginan Mengembalikan Kewajiban Berbahasa Indonesia bagi Pekerja Asing

by -169 Views
Anies Berkeinginan Mengembalikan Kewajiban Berbahasa Indonesia bagi Pekerja Asing

JAKARTA – Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menyampaikan orasi kebudayaan di Tugu Kunstkring, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam orasinya, dia mengatakan, ada usulan kewajiban berbicara Bahasa Indonesia bagi pekerja asing.

“Ada usulan menarik, mengembalikan peraturan kewajiban berbicara Bahasa Indonesia bagi semua orang asing yang bekerja di Indonesia,” kata Anies, Kamis (26/10/2023).

Usulan ini disambut tepuk tangan meriah dari budayawan-budayawan yang hadir di Tugu Kunstkring. Menurut Anies, itu juga akan memberi manfaat bagi mereka karena nantinya bisa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia di mana pun mereka berada.

Dia menilai, sangat penting memberikan pengajaran Bahasa Indonesia kepada penutur asing di pusat-pusat studi. Selain itu, mengajak pelajar asing datang dan tinggal di Indonesia serta menjadi duta baru.

“Sehingga, kalau Anda bekerja di sini, Anda harus bisa berbicara Bahasa Indonesia, belajar, harus, dan ini juga memperkaya mereka juga, kalau mereka datang ke mana saja bisa menggunakan Bahasa Indonesia,” ujar Anies.

Anies mengakui, saat ini sudah ada teknologi yang dapat menerjemahkan bahasa-bahasa asing ke Bahasa Indonesia.

Namun, dia berpendapat, akan lebih berarti jika setiap orang asing bisa mempelajari Bahasa Indonesia.

Anies berpendapat, dengan mengembalikan peraturan kewajiban berbicara Bahasa Indonesia, kita tidak hanya bisa memperkaya Bahasa Indonesia. Tapi, di sisi lain, kita juga dapat menjangkau publik yang lebih luas.

“Menurut saya, usulan yang disampaikan Mba Oki ini menarik, sejalan dengan apa yang kita cita-citakan,” kata Anies.

Anies Baswedan sendiri hadir dalam Pameran Seni Melayu dan Orasi Budaya di Bulan Sakral Sumpah Pemuda. Setelah Anies Baswedan, hadir calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar, yang membacakan puisi.

Kegiatan tersebut mengusung tema “Ke Hulu Mencari Akar, ke Hilir Ikuti Aliran Air, ke Melayu Kita Belajar, Temui Bahasa Indonesia yang Terlahir”. Adalah sekelompok seniman, sastrawan, pelukis, dan cendekiawan budaya yang mengadakannya.

Sumber: Republika