Palestina Menikmati Damai yang Abadi dalam Pemerintahan Islam Selama Bertahun-Tahun

by -147 Views
Palestina Menikmati Damai yang Abadi dalam Pemerintahan Islam Selama Bertahun-Tahun

Palestina mulai berada di bawah pengaruh Islam ketika ditaklukkan oleh Umar bin Khattab, khalifah kedua setelah Rasulullah SAW dan menggantikan Abu Bakar Ash Shidiq. Khalifah Umar menunjukkan sikap dan kebijakan yang toleran terhadap penduduk Palestina tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut. Umat Islam dan Kristen dapat hidup berdampingan dengan aman dan damai karena kedatangan kaum Muslim di Palestina tidak membawa jiwa perang, tetapi dengan perdamaian dan kasih sayang.

Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor kuda putih yang dikawal oleh uskup Yunani Sofronius. Umar meminta untuk diantarkan ke Haram Asysyarif, tempat Nabi Muhammad SAW melakukan Miraj. Setelah itu, Umar juga mengunjungi tempat-tempat suci kaum Nasrani dan ia sholat di gereja Holy Sepulchre. Umar menolak mengkhususkan tempat tersebut untuk sholat umat Islam karena khawatir akan mengenang kejadian tersebut dan membangun masjid di sana yang berarti akan merusak gereja tersebut.

Sekarang di tempat tersebut berdiri sebuah masjid kecil yang dibangun sebagai persembahan untuk Umar bin Khattab. Selain itu, didirikan juga masjid besar untuk menandai penaklukan Palestina oleh umat Islam dan Masjid Al Aqsa yang mengingatkan Isra yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Umar dan umat Islam lainnya juga membersihkan sampah di tempat reruntuhan biara Yahudi yang selama bertahun-tahun digunakan sebagai tempat pembuangan sampah kota.

Palestina tidak mengalami perubahan besar selama peralihan kekuasaan dari masa Kulafaur Rasyidin hingga Dinasti Umayyah dan Abbasiyah yang menjadikan Bagdad sebagai ibu kotanya. Dalam masa Dinasti Abbasiyah, Palestina tetap aman dan damai. Umat Islam membawa peradaban dan nilai toleransi kepada umat Islam, Kristen, dan Yahudi di Palestina. Umat Islam tidak pernah memaksa orang lain untuk memeluk Islam.

Pada masa Dinasti Abbasiyah, penduduk Palestina mengadopsi kebudayaan Arab dan bahasa Arab menjadi dominan di wilayah tersebut. Kedamaian dan ketenangan Palestina baru mengalami gangguan pada akhir masa Dinasti Abbasiyah, terutama dalam ketegangan politik antara dinasti-dinasti Islam yang berkuasa. Namun, hal ini tidak mengganggu kedamaian beragama di Yerusalem, di mana umat Islam, Kristen, dan Yahudi masih dapat hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain.

Artikel ini merupakan kutipan dari buku “Hamas, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel” karya Bawono Kumoro dan diterbitkan oleh Mizan Pustaka tahun 2009. Sumber artikel ini dapat ditemukan di Gelora (https://www.BANDA ACEH/2023/10/pengakuan-sarjana-barat-berabad-abad.html).