Markas TNI di Lebanon Tak Tertembak Mortir, Diterjang Roket Flare oleh Israel

by -137 Views
Markas TNI di Lebanon Tak Tertembak Mortir, Diterjang Roket Flare oleh Israel

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono memperjelas informasi tentang tembakan mortir yang diluncurkan oleh militer Zionis Israel ke Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang berlokasi dekat perbatasan Lebanon-Israel.

Julius menjelaskan bahwa video yang beredar di media sosial yang disajikan sebagai serangan mortir Israel sebenarnya adalah tembakan flare dari pihak yang bertikai. Oleh karena itu, ia membantah bahwa tembakan tersebut adalah roket.

“Yang ada di media sosial, yang beredar beberapa hari ini, terutama tadi malam itu hanya roket flare. Roket flare digunakan untuk memberikan penerangan pada malam hari,” kata Julius saat diwawancarai di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2023).

Namun, menurutnya, tembakan flare juga sering digunakan untuk mengukur jarak dan aktivitas di daerah yang menjadi sasaran tembakan. “Roket flare digunakan untuk menerangi kegelapan malam, durasinya sekitar 40 detik agar terang. Musuh atau pihak yang melemparkan roket akan melihat aktivitas dan posisi dari area tersebut, dan ini sudah diantisipasi,” kata Julius.

Julius menjelaskan bahwa sisa flare memang bisa merusak benda jika jatuh di atap bangunan. Namun, hal itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang serius.

Saat ini, ada 1.229 prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) yang berjaga di Lebanon, baik di daerah selatan maupun di sepanjang perbatasan darat dan laut Israel-Lebanon. Ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Ini terjadi terutama setelah pecahnya perang antara pejuang Hamas dan militer Israel pada 7 Oktober 2023. UNIFIL pada 15 Oktober 2023 mengkonfirmasi adanya serangan roket ke markas mereka di Naqoura.

Markas Soedirman Camp, yang merupakan bagian dari Markas UNIFIL di Naqoura, adalah salah satu dari beberapa lokasi tempat prajurit TNI berjaga di Lebanon. Secara umum, Markas Soedirman Camp di Naqoura menjadi wilayah kerja prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU).

Selain itu, ada juga Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital. Hingga saat ini, tidak ada korban dari personel TNI.

Sumber: Republika