JAKARTA — Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU menunjukkan bahwa 33,60 persen atau 66.822.389 juta pemilih Pemilu 2024 merupakan generasi milenial. Pengamat politik, Abdul Hakim mengatakan, ada lima persoalan yang menjadi perhatian mereka.
Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia ini menjelaskan bahwa kelima persoalan tersebut terkait dengan ekonomi. Pertama, sulitnya ekonomi rakyat dan pemulihan kondisi ekonomi menjadi pertimbangan yang serius. Terlebih lagi, ekonomi saat ini dipandang belum memadai.
“Ini menjadi persoalan serius bagi kalangan milenial,” kata Hakim, Ahad (29/10).
Kemudian, sulitnya lapangan pekerjaan, mahalnya kebutuhan pokok, seringnya terjadi kelangkaan bahan bakar, dan kemiskinan juga menjadi persoalan yang turut ditemukan dalam survei yang dilakukan SSI periode Agustus-September 2023.
Hal yang menarik, Hakim menemukan bahwa ada perbedaan perhatian antara responden milenial pria dan responden milenial wanita. Terlebih lagi, ia mengingatkan bahwa bagi milenial, beban hidup mereka tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
Mereka juga harus memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitarnya, seperti orang tua, kakek/nenek, atau anak-anak mereka, sehingga mereka menjadi “sandwich generation”.
Hakim menjelaskan bahwa bagi milenial pria, lapangan pekerjaan masih menjadi persoalan serius dan menjadi fokus yang harus diperhatikan menjelang Pemilu 2024. Namun, jawaban yang berbeda didapatkan saat melibatkan responden perempuan.
“Bagi perempuan, karena setiap hari mereka berada di rumah, mahalnya harga kebutuhan pokok ini menjadi jeritan serius bagi milenial,” ujar Hakim.
Hakim menambahkan bahwa dua karakteristik ini perlu dijadikan acuan bagi partai-partai politik dan calon presiden/wakil presiden yang akan bertarung dalam Pemilu 2024 mendatang. Dengan demikian, persoalan-persoalan tersebut bisa didiskusikan dan diperhatikan.
Sumber: Republika
