Kerapuhan Peradaban Indonesia yang Semakin Terlihat

by -350 Views
Kerapuhan Peradaban Indonesia yang Semakin Terlihat

Faktor-faktor yang menghancurkan peradaban sangat bervariasi dan mungkin kompleks. Salah satu kaitannya satu sama lain. Dalam bukunya yang berjudul “Collapse: How Societies Choose to Fail or Succeed,” Jared Diamond menulis tentang kemungkinan keruntuhan sejumlah peradaban, termasuk Indonesia.

Selain Indonesia, seorang guru besar Geografi di University of California, Los Angeles, juga menyebut Kolombia dan Nepal sebagai peradaban yang tumbang. Meskipun kita agak beruntung, tetap perlu waspada, negara-negara seperti Somalia, Rwanda, dan Zimbabwe dianggapnya sebagai peradaban yang tumbang pada era modern sekarang.

Menurut Diamond, ada lima faktor yang menyebabkan keruntuhan peradaban. Salah satunya adalah perilaku yang bermuara pada akhlak, seperti penggundulan tanah yang dilakukan oleh Viking, yang menyebabkan erosi dan mengancam kelangsungan hidup mereka.

Secara umum, peradaban runtuh setelah mencapai puncak kejayaannya. Dalam beberapa kasus, ada peradaban yang tumbang begitu cepat setelah meraih kejayaan selama beberapa dekade, seperti peradaban Maya Klasik di Yucatan.

Nilai-nilai moralitas juga berperan besar dalam keberlangsungan sebuah peradaban. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa peradaban Islam di Andalusia, Spanyol, runtuh karena merosotnya moralitas masyarakat.

Di Indonesia, angka perceraian terus meningkat selama lima tahun terakhir. Selain itu, pandangan terhadap perempuan juga mengalami pergeseran, di mana mereka seringkali hanya dipandang sebagai objek, bukan sebagai partner membangun peradaban.

Berbagai peristiwa sejarah terjadi berulang kali tanpa direncanakan. Tidak ada proses perubahan masyarakat secara bertahap sehingga batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan modern menjadi kabur.

Melihat kondisi tersebut, sebagai umat Muslim, kita harus berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh kekaguman Umar bin Abdullah bin Abi Rabi’ah terhadap keindahan perempuan dalam puisinya.

Dengan demikian, perlu adanya kesadaran akan keberlangsungan moralitas dan budaya yang baik sebagai bagian penting dari pembangunan peradaban.