Peran Anak Muda di Panggung Politik Mampu Pengaruhi Psikologis Pemilih

by -145 Views
Peran Anak Muda di Panggung Politik Mampu Pengaruhi Psikologis Pemilih
Kandidat Ketua Umum Badko HMI Jabodetabeka Banten 2024-2026 Fachri muhammad(MI / Yakub Pryatama Wijayaatmaja)

KEHADIRAN para pemimpin muda di panggung politik nasional membawa pengaruh kepada psikologis pemilih. Anak muda secara alami lebih terhubung dengan tantangan dan masalah yang dihadapi generasi mendatang, seperti isu lingkungan, teknologi, dan ekonomi digital. 

Secara sebaran pemilih, pada Pemilu 2024 terdiri dari 55% generasi milenial (33,60%) dan generasi Z (22,85%). KPU telah menetapkan 204,8 juta daftar pemilih tetap untuk Pemilu 2024 dengan 114 juta pemilih di antaranya masih berusia di bawah 40 tahun.

Patut diakui narasi besar yang cukup mempengaruhi pemilih pilpres 2024 adalah tentang pemimpin muda. Selain, memang kemasan konten yang kekinian yang mampu mempengaruhi anak muda namun sadar atau tidak justru ide ini tentunya lahir dari banyaknya konten di media sosial yang memang mayoritas dibuat dan dinikmati oleh anak muda.

Baca juga : Maju Tidaknya Kaesang, Putusan MA Tetap Dinilai Politis

“Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan kebijakan yang lebih relevan dan berkelanjutan. Generasi muda sering kali membawa ide-ide segar dan kreatif untuk menanggapi perubahan sosial dan ekonomi yang cepat. Mereka cenderung lebih berani dalam mencoba solusi-solusi baru yang mungkin tidak terpikirkan oleh generasi sebelumnya,” ujar Kandidat Ketua Umum Badko HMI Jabodetabeka Banten 2024-2026 Fachri muhammad dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Kamis (11/7). 

Fachri melanjutkan kecenderungan tersebut memiliki energi dan semangat yang tinggi untuk melakukan perubahan. Anak muda biasanya lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan teknologi terkini yang dapat diterapkan dalam pengelolaan pemerintahan.

Menilik ke belakang, ternyata peran anak muda udah ada sejak era kemerdekaan lalu. Kemerdekaan bangsa Indonesia tentunya berkat perjuangan dari para pendahulu yang tidak lelah menggaungkan narasi kebebasan atas penjajahan. 

Baca juga : Pandji Pragiwaksono Senang Anak Muda sudah Melek Politik

Semua pihak terlibat baik pemuda, tokoh agama, sarjawanan baik dari golongan muda maupun tua. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan gagasan, semua itu bisa terselesaikan hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Peristiwa Rengasdengklok adalah bagian dari cerita menarik, di mana tokoh muda seperti Sukarni (29), Wikana (31), Chairul Saleh (29), Sutan Sjahrir (36), Sayuti Melik (37), BM Diah (28), Yusuf Kunto (24), dan lainnya berperan penting. Mereka, meski masih muda, melakukan tindakan dan keputusan yang tidak mudah namun pada akhirnya bisa dipahami dan menghantarkan Indonesia mencapai kemerdekaan. 

“Golongan muda ini mampu membaca momentum dan membuat keputusan tepat untuk merdeka tanpa melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),” ujarnya. 

Terlepas dari Bung Karno yang saat itu berusia 44 tahun dan Bung Hatta berusia 43 tahun saat memproklamirkan kemerdekaan, proses perjuangan kedua tokoh Presiden dan Wakil Presiden pertama ini dilakukan sejak usia muda, menjalin hubungan dengan pemuda-pemuda di berbagai wilayah. Ini sebagai bentuk bahwa pemerintah hari ini atau golongan tua harus sudah bisa menerima dan memberikan kepercayaan kepada golongan muda. (Z-8)

 

Source link