Pakar ITB Sebut Ada 3 Penyebab Suhu Dingin di Kota Bandung saat Pagi Hari

by -104 Views
Pakar ITB Sebut Ada 3 Penyebab Suhu Dingin di Kota Bandung saat Pagi Hari
Pakar ITB Sebut Ada 3 Penyebab Suhu Dingin di Kota Bandung saat Pagi Hari
Ilustrasi.(ANTARA/RAISAN AL FARISI)

ADA tiga hal penyebab dinginnya suhu di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) terutama saat pagi hari di musim kemarau saat ini. Seperti yang dikatakan Ketua Program Studi Meteorologi ITB, Dr. Muhammad Rais Abdillah. Dosen dari Kelompok Keahlian Sains Atmosfer mengatakan, suhu dingin di pagi hari saat musim kemarau merupakan hal wajar. Hal itu terjadi setidaknya karena tiga faktor, yakni sedikitnya awan saat kemarau, angin dan kelembapan udara.

“Awan berperan penting dalam mengatur suhu udara. Saat kemarau, jumlah awan di langit relatif berkurang. Awan berfungsi sebagai selimut yang memantulkan sinar matahari dan mencegah panasnya mencapai permukaan bumi,” jelas Rais di Bandung Selasa (23/7).

Menurut Rais, saat siang hari ketika awan sedikit, akan lebih banyak sinar matahari yang turun ke bumi sehingga suhu udara saat siang terasa lebih panas. Namun, saat malam, efeknya berkebalikan. Panas yang diserap bumi saat siang dilepaskan kembali ke luar angkasa dengan cepat melalui proses radiasi saat malam. Akibatnya, suhu udara saat malam hingga pagi turun drastis. 

Baca juga : Masuki Musim Kemarau, BPBD Optimalkan Penampungan Air untuk Kebutuhan Warga Bandung

Namun, proses pendinginan tersebut tergantung pula dari keberadaan awan di malam hari. “Kalau malam input panas dari matahari sudah tidak ada, yang ada pendinginan. Jika tidak ada awan (saat malam), panas dari bumi lepas ke luar angkasa. Tapi kalau ada awan, panasnya dibalikkan lagi oleh awan sehingga permukaan bumi mendinginnya lambat,” lanjutnya.

Rais menambahkan, saat musim kemarau puncak panasnya paling tinggi karena terik matahari, namun puncak dinginnya pun paling rendah. Hal itu karena jarak antara temperatur maksimum dan minimum harian itu cukup besar, dibandingkan musim hujan karena musim hujan relatif banyak awan. 

Lalu keberadaan angin memengaruhi proses pendinginan suhu di permukaan bumi saat kemarau. Selain faktor awan, suhu menjadi lebih dingin ketika angin tenang dibandingkan saat ada angin berembus.

Baca juga : Bahaya, Suhu Rata-Rata Global Naik Lampaui Batas

“Kalau cuaca dingin, tidak ada angin atau anginnya tenang, itu menyebabkan pendinginannya lebih efektif. Hal itu karena angin berfungsi untuk “mengaduk” udara malam hingga pagi. Saat malam, udara di bagian atas lebih hangat daripada bagian bawah. Dengan begitu, saat ada angin, angin tersebut akan “mengaduk” udara yang hangat ke bawah, yang dingin ke atas,” papar Rais.

Rais melanjutkan, terkait dengan kelembapan udara dengan suhu dingin, itu mirip seperti banyak sedikitnya awan, namun efeknya lebih kecil. Artinya, tinggi rendahnya kelembapan udara tidak secara langsung membuat suhu udara menjadi dingin. Pada udara dengan kelembapan rendah, udara akan terasa lebih dingin.

“Berkaitan cuaca dan suhu dingin ke depannya, saya menyarankan agar dapat melihat prakiraan cuaca resmi dari BMKG. BMKG sudah melakukan prakiraan. Temperatur itu prediksinya jauh lebih akurat daripada hujan. Untuk pertanian yang perlu informasi satu minggu atau satu bulan ke depan, BMKG juga mengeluarkan prediksi musiman. Jadi, sangat bisa sekali melihat informasi prakiraan cuaca tersebut,” sambungnya. (Z-6)

Source link